Skip to content Masalah Pertama dalam Usaha Laundry
Banyak pengusaha yang baru memulai usaha laundry memiliki pertanyaan di benak mereka, “Bagaimana cara saya memasarkan usaha laundry saya ke calon konsumen di sekitar?” Ya, perasaan tersebut wajar kita temukan. Apalagi bagi orang yang baru menggeluti dunia usaha, khususnya per-laundry-an. Di situlah otak berputar memikirkan bagaimana strategi marketing yang tepat dalam usahanya.
Anda pernah menemukan selebaran “Voucher Gratis (max: 2kg)”? Itulah salah satu strategi marketing yang sering kita temui dengan media cetak berupa voucher. Tidak hanya itu, untuk menggaet konsumen setia, pengusaha laundry juga memiliki kertas ajian sakti mandraguna berupa koleksi nota pembeli dengan tanda bintang kecil di bagian bawah yang tertulis “Cuci 10 Kali, Gratis 2 Kg”. Inovasi lain, laundry premium turut menawarkan membership kepada pelanggan setianya. Hmm… ngarep aja dapet undian berhadiah liburan ke Maldives karena sering nyuci di laundry langganan.
Perkembangan Media Marketing Usaha Laundry
Sekali lagi, strategi marketing usaha laundry akan terus berkembang beriringan dengan perkembangan media yang tersedia. Zaman dahulu kala, short message service (sms) layak menjadi primadona sebagai media marketing yang handal. Jika Anda pengusaha laundry veteran, mungkin Anda saat ini tersenyum kecut mengingat kenangan Anda berusaha mati-matian mencari pelanggan baru ditemani oleh perangkat komunikasi dengan fitur utama lampu anti gelap. Bahkan sampai sekarang, sisa kejayaan sms masih terasa; meski sudah tidak digunakan oleh pengusaha laundry. Terbukti dengan sms spam dan penipuan yang membanjiri hp kita setiap hari. Redupnya sms beriringan dengan bersinarnya blackberry messenger (bbm). Sekali publish, semua kontak dapat promo, asyik kan? Meski paketan mahal, yang penting orderan lancar.
Bagaimana media marketing usaha laundry sekarang ini? SMS, hanya fitur yang terbenam di hp. Mungkin hanya kita gunakan untuk registrasi nomor baru. Itu pun nomor untuk koneksi data. BBM, sekarang hanya tinggal nama, nama yang patut dikenang, bukan untuk digunakan. Secara tidak sadar, hampir semua media marketing andalan pengusaha laundry, kini telah mati.
